RSS

Sinopis Novel Hamidah



Novel ini mengisahkan kisah cinta seorang laki-laki dari keturunan bangsawan yang sangat menjunjung nasab dan keturunannya. Laki-laki itu bernama Nabil, dia seorang pemuda yang tinggal di Hadramaut. Nabil adalah pemuda yang tampan dan patuh kepada orang tuanya. Sejak kecil, jiwa Nabil telah terikat dengan masjid dan dia dibimbing oleh Syai'ikh Ahmad, seorang ustadz yang alim. Suara Nabil sangat merdu karena itu dia sering diminta untuk membaca Shalawat dan berjanji di masjid. Dan pada bulan Ramadhan dia selalu minta untuk membacakan doa-doa pada saat Khatmil Qur'an.

Suatu hari Qasim ayah Nabil mengajak Ibu Nabil dan Nabil pergi ke rumah sahabat ayah Nabil yang bernama Umar. Pada saat mereka bertemu ayah Nabil dan Umar berpelukan erat untuk melepaskan rindu karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Pak Umar mempersilahkan masuk keluarga Nabil untuk duduk di balai-balai ruang tamu. Saat itu pak Umar menyuruh putrinya yang bernama Hamidah untuk membuatkan empat cangkir kopi. Tak lama kemudian Hamidah keluar dari dalam rumah dengan membawa empat cangkir kopi. Saat itulah Nabil terpana melihat Hamidah akan kecantikannya. Hamidah pun merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Nabil. Setelah Nabil pulang dari rumah Hamidah, dia selalu teringat dan memikirkan hamidah. Selengkapnya
Suatu hari Ayah Nabil menyuruh Nabil kerumah pak Umar untuk mengatakan bahwa kain Iran akan diantarkan dua atau tiga hari lagi. Kesempatan itu yang di tunggu-tunggu Nabil, karena sudah lama dia ingin bertemu kembali dengan Hamidah. Pagi-pagi Nabil sudah siap untuk kerumah pak Umar dengan berpakaian dan memakai wangi-wangian. Ayah Nabil bingung atas penampilan Nabil. Setelah itu Nabil bergegas pergi kerumah Hamidah. 


Sesampainya disana Nabil mengucapkan salam berulang kali, tetapi tampaknya rumah Hamidah tidak ada orang. Nabil mencoba mengucapkan salam sekali lagi, kemudian pak Umar membukakan pintu dan menyuruh Nabil masuk ke balai-balai ruang tamu. Di dalam hati Nabil ingin bertemu Hamidah untuk membuat dua cangkir kopi. Setelah Pak Umar menyuruh Hamidah, dia keluar menemui Nabil. Nabil menyampaikan pesanan Ayahnya kepada Pak Umar. Hamidah keluar dengan membawa dua cangkir kopi. Setelah berbincang-bincang dengan Pak Umar, Nabil pulang.

Di rumah, Nabil berfikir bahwa dia ingin menyampaikan perasaannya pada Hamidah. Selain itu dia juga merasa senang karena dengan adanya hubungan kerjasama antara Ayah Nabil dan Pak Umar, maka dia sesering mungkin dapat bertemu dengan Hamidah.

Nabil pergi ke rumah Hamidah untuk bertemu dengan Pak Umar, tetapi di sana dia hanya bertemu dengan Hamidah saja, karena Pak Umar sedang pergi. Pada saat Nabil akan pulang, Hamidah menyuruh Nabil masuk kerumahnya dulu. Nabil menerima ajakan Hamidah, karena menurutnya ini merupakan kesempatan dia untuk mengatakan perasaannya. Pada saat dia ingin mengatakan perasaannyadia merasa ragu apakah Hamidah mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dengan keberaniannya Nabil mengatakan perasaannya kepada Hamidah. Sementara itu Hamidah hanya diam karena tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Setelah beduk maghrib berbunyi Nabil mohon diri untuk pulang. Hamidah hanya mengangguk dengan bulir-bulir air mata masih ada dimatanya.

Setelah Nabil pulang Hamida masuk kekamarnya dengan menangis bahagia, karena yang selama ini dia khawatirkan, Nabil tidak mempunyai perasaan yang sama kepadanya. Tetapi sebaliknya Nabil mengungkapkan perasaannya kepada Hamidah.

Setelah Nabil mengungkapkan perasaannya hamper setiap hari dia kerumah Hamidah. Tapi para warga merasa curiga karena nabil sering menemui Hamidah. Kabar itu pun sampai ketelinga Pak Qosim (ayh Nabil). Tapi ayah Nabil tidak memperdulikannya, karena Nabil pergi kerumah Hamidah hanya untuk kerjasama dengan ayahnya Hamidah. Setelah Nabil mengetahui bahwa dia menjadi bahan pembicaraan warga tentang hubungannya dengan Hamidah dia memberanikan diri untuk berkata jujur kepada ayahnya bahwa dia telah menaruh hati pada seorang wanita yaitu Hamidah anak pak Umar. Pak Qosim tidak menyetujui hubungan Nabil dengan wanita yang kufunya lebih rendah dari mereka seperti Hamidah.

Nabil bingung karena ayahnya tidak merasa hubungannya dengan Hamidah. Beberapa hari setelah itu Nabil berfikir tidak ingin durhaka dan tidak ingin mengecewakan kekasihnya. Akhirnya ia mengambil jalan untuk merantau ke Arab atau ke Indonesia seperti yang dilakukan datuk-datuknya dan dia tidak memberitahukan tujuan itu kepada siapapun. Kemudian Nabilmenulis surat untukayahnya. Setelah Nabil pergi Qosim berkata yang menyinggung perasaan pak Umar. Pak Umar pulang dengan perasaan kecewa.

Nabil pergi ke Indonesia dengan menggunakan sampan, tetapi sampan tersebut diterjang ombak sehingga dia terapung di atas laut dan dia ditolong oleh kapal yang berlayar ke Indonesi. Dikapal Nabil bersahabat dengan Salin (koki dari kapal tersebut). Nabil bercerita banyak hal tentang kisah cintanya pada Hamidah yang tidak di setujui oleh orang tuanya.

Sesampai di Indonesia Nabil tidak bertemu dengan datuk-datuknya. Disana dia ditolong oleh Walid. Walid adalah orang miskin yang tinggal di Indramayu, dan memiliki sifat yang baik. Dia memperlakukan Nabil seperti anaknya sendiri.

Setelah beberapa hari Nabil tinggal di rumah Walid, anak dari Walid yang bernama Salamah jatuh cinta kepada Nabil. Walid mengetahui perasaan anaknya kepada Nabil, kemudian Salim datang ke Indramayu. Nabil menemui salim dan menitipkan surat kepadanya untuk Hamidah. Dengan senag hati salim membantu Nabil membawakan surat untuk Hamidah.

Beberapa hari kemudian Walid mengatakan perasaan anaknya kepada Nabil, bahwaSalamah mencintai Nabil dan menyuruh Nabil untuk menikah dengan Salamah Nabil pun setuju menikah dengan Salamah. Sementara itu di Hadramaut. Hamidah membaca surat Nabil yang dititipkan Salim. Kemudian Hamidah meminta ayahnya untuk menyusul Nabil ke Indonesia. Hamidah dan ayahnya menjual harta mereka untuk pergi ke Indonesia.

Setelah Nabil dan Salamah menikah, mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Suatu hari Nabil pergi ke Pelabuhan bersama temannya Fahmi, mereka pergi ke Pelabuhan untuk mengurus dagangan mereka. Pada saat diperjalanan Fahmi berkata pada Nabil mungkin ada saudara atau kenalan yang bias kita temuidi Pelabuhan Cirebon. Fahmi dan Nabil tiba di Pelabuhan, kapal dari Hadramaut (adan) dating. Beberapa saat berlalu Nabil dan Fahmi tidak menjupai orang yang mereka kenal, mereka kecewa dan sepakat untuk segera pergi dari pelabuhan. Didepan pelabuhan ketika hendak menunggu kereta kuda yang akan membawa pulang , Fahmi berlari kecil menyebrang jalan untuk melihat kegaduhan diseberang jalan.
Di tmpat kegaduhanFahmi melihat seorang laki-laki dan perempuan dari hadramaut yang sedang kebingungan. Kemudian Fahmi mengajaknya berbicara dan mengajak keduanya menyebrang jalan menuju ketempat Nabil menunggu kereta. Nabil disebrang jalan dengan kaget melihat Hamidah dan Ayahya berjalan dengan Fahmi. Didalam hatinya Nabil menyebut Allahu Akbar. Dia merasa terkejut melihat Hamidah dan Ayahnya di Indonesia. Dengan seketika Nabil pingsan. Setelah itu nabil dibawa kerunah oleh Fahmi dan ayah Hamidah.

Sementara Hamidah di dalam kamar membayangkan saat ayahnya berbincang-bincang dengan Nabil. Kemudian Hamidah melihat Ayahnya dating dengan wajah lelah. Setelah itu ayahnya mendekati Hamidah dan memeluknya dengan kasih sayang. Ayahnya menyerahkan surat kepada Hamidah yang dititipkan Nabil kepada Fahmi. Ayahnya bilang engkau dapat mengetahui duduk perkaranya setelah membaca surat itu. Lalu Hamidah segera mengambil surat itu, ia tidak sabar untuk mengetahui isi surat itu. Ia tidak sabar untuk mengetahui isi dari surat yang diberikan Nabil.

Surat dari Nabil berisi tentang permohonan maaf nabil kepada Hamidah karena tidak bias hidup bersama dengannya. Karena Nabil sudah menjadi suami Salamah. Tetapi rasa sayang Nabil masih utuh dan penuh hanya untuk Hamidah. Nabil berkata biarkan jasadku menjadi suami Salamah yang telah menolongku, namun jiwaku masih mencintaimu.



0 comments:

About Me

Foto Saya
Aulia
Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Dosen dan Guru di kediri
Lihat profil lengkapku

Klik Kanan